BK PORDA 2017 |
Sejak SD matematika adalah pion diri. Dimulai dengan mengikuti ajang olimpiade hingga SMP yang sebenarnya tidak pernah menang. Namun pengalaman tersebut memberikan peluang untuk menerima beasiswa bersekolah disalah satu Boarding School di Tasikmalaya. Sejak MA kesempatan bertanding melalui matematika telah sirna dan bersiap berubah haluan ke Fisika. Entahlah dari kehilangan peluang karena ada yang lebih unggul atau lambat laun ternyata Fisika juga membuat jatuh cinta. Fisika lebih mengajarkan untuk mensyukuri hidup, memehami gejala alam yang sebelumnya tidak pernah diperhatikan. Matematika telah menjadi urutan kedua.
Karena memang kepribadian yang lebih senang tidak rame-rame, akhirnya memutuskan ikut. Awalnya sungguh hal yang membingungkan untuk menyingkronkan tubuh dengan otak. Karena mungkin akibat matematika, yang lebih mengandalkan otak dari pada gerakan tubuh. Tapi lama kelaman ya lumayanlah.
Di semester satu teryata Ana ikut juga himpunan jurusan, dia lebih sibuk dan memprioritaskan himpunan. Akhirnya diri sendiri plus kawan baru yang tetap latihan seperti biasa. Hingga suatu hari dosen PJKR menawarkan untuk ikut Petanque Kota Tasikmalaya. Dengan sedikit bingung, kepolosan ini berkata 'ya'. Bukankah sama-sama main Petanque? Salah satu anggota dari Petanque Kota Tasik angkat bicara, dia bilang intinya harus bersyukur karena masuk di Petanque Kota Tasikmalaya. Karena ini adalah opportunity yang sangat bagus, katanya. Setelah diingat dia adalah Bang Imam.
Beberapa minggu selanjutnya, coach bilang agar menyiapkan diri untuk ikut tournament ke daerah Cilacap. Tentunya ikut adalah pilihan, disana banyak hal untuk dipelajari lebih mengerti olahraga Petanque. Hingga pada suatu saat coach mengumumkan bahwa intinya kita mau mengahadapi BK PORDA. Entahlah apa itu? Mungkin jika di matematika itu adalah olimpiade atau semacamnya. Tapi yang bisa disimpulkan BK PORDA adalah ajang lomba.
Singkatnya setelah banyak latihan, diri baru menyadari bahwa sekarang adalah seorang atlet. Astagfirullah, kemana aja? Entah kelebihan atau kekurangan, memilih untuk tahu sendiri, dari pada menanyakan adalah sebuah kebiasaan. Mengapa? Karena pada saat itu sangat sulit untuk bersosialisasi dengan anak-anak PJKR yang notabennya humble dan frendly. Ya begitulah ceritanya, tentang cara bisa ikut membaur dan menghadapi tantangan-tantangan bersosialisasi mungkin akan cerita dilain waktu.
Mengenai UKM teater, diri sudah berjalan jauh untuk pengukuhan menjadi anggota teater. Jadi meski kita udah masuk di UKM teater, tetapi belum rampung langkahnya, kita belum bisa menjadi the real of member. Sayangnya ketika acara pengukuhan untuk diberi nama panggung, prioritas diri lebih ke Petanque karena akan ikutan BK PORDA. Dimana tanggalnya juga bentrok dan tentunya tidak dapat mejalani keduanya secara bersamaan. Mundur adalah pilihan. Ada sedikit sedih dalam hati, tapi mau tidak mau harus mengorbankan salah satu.
Intinya ya sekarang tahu adanya salam olahraga meski belum tahu lagu olahraganya wkwkw. Am i athlete? Maybe.
Bye see u next time….
Boleh tinggalin comment, pasti bales kok.
Comments
Post a Comment
Boleh Komentar, sekedar informasi untuk menambah wawasan.