Skip to main content

Pertanyaan yang Inginku Jawab Pasti, Tapi Tak Pernah Kucari Tahu

Sebagian Kecil Pertanyaan yang Inginku Jawab dengan Pasti, tetapi Tidak Pernah Kucari Tahu Jawabannya Kenapa aku hidup? Jika hari ini aku malas, apakah sudah ditentukan oleh Tuhan? Apakah orang-orang menjengkelkan mengetahui bahwa mereka semenjengkelkan itu? Benarkah sesuatu yang tepat datang diwaktu yang tepat? Atau itu hanya alasan bagi orang yang tidak mau berusaha? Jika besok diumumkan bahwa matahari menghilang dari bumi, apa yang akan kulakukan? Mengapa aku sangat takut akan hari esok? Dengan kondisi apakah aku mati? Mengapa cinta mendebarkan bagi sebagian besar orang, padahal bagiku itu menjadi hal yang menakutkan? Mengapa dimataku orang yang jatuh cinta terlihat sangat bodoh? Mengapa selalu ada manusia yang sangat tertarik dengan kehidupanku sampai perubahan-perubahan kecil yang padahal tidak pernah disadari sekalipun olehku? Jika suatu saat aku bisa pergi menjelajah waktu, mengapa aku sangat ingin merubah masa laluku? Jika ada seseorang yang datang kepadaku dan menawarkan untuk...

Masa Sekolah

by Google
                                               

Apakabar? Semoga selalu berada dalam lindungan Allah. Aamiin. Hari ini sehabis mengerjakan tugas kampus, tentunya bukan tugas biasa. Belum beres sih, ya tinggal beberapa nomor lagi karena otak sudah butek, mudah-mudahan subuh nanti datang inspirasi ngisi soal logika itu, aamiin. Dengan ditemani susu panas yang diseduh barusan, dengan niat ingin mendinginkan otak yang mulai jenuh dengan rutinitas ini.

Kesempatan ini akan menjadi STUDY JOURNEY. Mari mulai dengan latar belakang keluarga. Diri ini adalah anak kedua yang dilahirkan di keluarga yang sangat sederhana dari seorang mamah dan bapak yang keduanya merupakan photographer. Dimana sejak tahun 2014 bapak terjangkit penyakit kronis, yaitu komplikasi. Sehingga pada akhir tahun 2015 beliau meninggalkan dunia, tepat ketika kelas satu SD semester satu. Semoga Beliau berada di sisi-NYA dan di berikan tempat terbaik di sana, aamiin.

Ketika beliau meninggal tidak ada sedih yang begitu larut, mungkin karena usia yang baru 6,5 tahun dan kurang ngerti ya gimanaya? Kalian juga tahulah. Tapi hal yang paling menyedihkan adalah ketika orang-orang melabeli sebagai anak yatim. Entahlah ketika nama panggilan baru itu terasa sangat menyedihkan. Namun seiring berjalannya waktu, diberi pengertian, itu bukan menjadi masalah lagi. Sejak itu pula mamah menjadi tulang punggung keluarga dan meneruskan menjadi fotograper seorang diri.

Ketika SD, prestasi yang diraih tidak begitu bagus hingga akhirnya masuk kelas tiga. Entah karena apa kegiatan belajar menjadi suatu hal yang menyenangkan. Dimana awalnya tidak masuk rangking lima besar, akhirnya bisa meraih rangking dua hingga lulus SD. Harusnya hal itu bisa menjadi bekal untuk masuk SMP favorit, tapi melihat kondisi ekonomi yang sedang dalam tidak baik, akhirnya memilih memasuki SMP yang dekat dengan rumah yang cukup ditempuh dengan jalan kaki.

Masuk SMP rangking mulai tidak stabil. Mungkin sedang puber. Kelas tujuh rangking satu, kelas delapan rangking tiap semester naik turun berputar di lima besar. Namun pada akhirnya bertengger antara rangking satu dan dua. Alasannya cukup kuat, karena ketika rangking turun, amukan seorang mamah akan tiba. Sejak kelas tujuh semester dua mamah pindah rumah ke daerah kabupaten. Karena tidak ingin pidah sekolah, akhirnya memutuskan secara terpaksa untuk masuk pondok pesantren. Meski jadwal menjadi sangat padat, itu bukan menjadi penghalang. Di pesantren entah ketiban apa bisa meraih juara ke dua seangkatan. Singkatnya, di pesantren itu belajar kitab kuning, cara ngelogat, baca kitab, nahwu sorof, talaran kitab. Hingga pada saat itu talaran telah mencapai ke kitab Alfiah. Kalo diinget-inget dedikasi dulu untuk belajar sangat tinggi.

Hingga akhirnya kelas 9 bisa meraih kesempatan untuk mengikuti salah satu lomba LCT yang diselenggarakan oleh salah satu MA  di Tasikmalaya. Dimana berkat lomba tersebut, ditawari besiswa dengan potongan harga memasuki MA tsb. Akhir penghujung SMP rangking terakhir ke 3 se-SMP, karena nilai UN  yang cukup lumayan. 

Tibalah untuk pindah pesantren, dari pesantren salafi yang berbasis kitab ke pesantren modern yang berbasis Qur’an. Awalnya pemilik pondok pesantren dulu tidak mengizinkan untuk pindah pesantren karena basis yang dimiliki oleh pesantren baru tidak sejalan sama pesantren yang dulu. Ya tapi, karena ada alasan beasiswa diizinkan lah untuk pindah. Kenapa harus dapet izin dulu dari pemilik pesantren? Ya, karena pada waktu itu sedang diamanahi untuk menjabat sebagai ketua santri putri.

Masa MA pun tiba, seserius itu untuk sekolah dan pengajian. Sayangnya waktu tengah semester satu hanya bisa meraih rangking ke 5. Ini bukan akhir. Berjuang kembali adalah pilihan, setidaknya harus tiga besar. Di pengajian, dimulailah belajar bagaimana cara menghafal Al Qur’an yang baik dan benar. Untuk sekolah setiap malam menyempatkan untuk belajar. Iya, tidur hanya sekitar tiga jam. Pukul 9 malam setelah pulang ngaji, mata ini tidur sampai jam setengah 12 malam. Kemudian bangun untuk belajar pelajaran sekolah. Pernah satu saat sampai bisa menyelesaikan satu lks dalam satu malam (gila ga sih?). Pukul setengah 3 dini hari tidur sebentar hingga jam 3 dan setelah itu langsung mengantri wc kemudian mulai ke masjid untuk setoran hafalan Qur’an.

Setelah kenaikan kelas sungguh hal yang mengejutkan, rangking berubah menjadi rangking 2. So what? I believe usaha = hasil. Sungguh kenikmatan luar biasa bisa menggeser murid-murid yang sangat pintar. Tidak lama dalam euphoria, kesenangan menjadi keresahan yang berkembang menjadi rasa takut. Apakah bisa dipertahankan?  Tidak ada jawaban selain terus belejar, dengan rutinitas yang biasa, hingga pada saat itu  menarik diri untuk tidak terlalu bergaul dengan teman kelas atau pesantren, ya paling  beberapa temen untuk diajak curhat.

Kelas 11 akhirnya mulai mengikuti berbagai lomba diantaranya olimpiade fisika, olimpiade astronomi, LCT MIPA plus Pramuka, lomba dari pesantren se-Kota Tasikmalaya dll. Baik didalam dan diluar sekolah. Mungkin dapat dibilang bisa memberikan prestasi, sekaligus sebagai ucapan terimakasih kepada MA yang rela kasih beasiswa. Tentu tidak ada waktu untuk mabuk cinta, ya meski sedang dalam hubungan jarak jauh. Tapi prioritas saat itu adalah semaksimal mungkin memberikan apa yang bisa dilakukan.

Setelah pembagian rapot untuk kelas 11, usaha untuk mempertahankan rangking malah mendapat rangking ke 1. So what? The first i crying soo much, entahlah kalian bayangkan saja usaha belajar untuk mencapai rangking tersebut. Hingga pada akhirnya di rapot terakhir bisa menjadi juara umum se-MA. Banyak hal yang harus di syukuri. Itu tentunya menjadi hadiah utama buat mamah yang telah berjuang sampai saat ini, dan tentunya penghargaan juga buat diri sendiri atas kerja keras yang telah dilakukan.

Dramatis sekali. Begitulah masa-masa menimba ilmu. Sedikit pesan, belajarlah sungguh-sungguh, karena dari kesungguhan itu kalian pasti mendapatkan suatu hal yang sebanding dengan kesungguhan kalian. Ingat bukan apa yang sekolah atau ortu kalian beri tapi apa yang udah kalian beri ke mereka, jangan sampe masa-masa yang harusnya kalian berjuang malah kalah sama hal-hal yang tidak penting. Waktu terus berjalan dan life must go on….

Udah dulu deh, kepanjangan. Lain waktu cerita lagi, tapi jangan sampai kalian menyimpulkan bahwa jalan memang sangat semulus itu. Dalam meraih pencapaian tersebut ada kalanya terpuruk, merasa tidak pecaya diri, intinya nano-nano daah.

Bye, cepet mupon dari putcin kkk


Comments

Popular posts from this blog

Ar U Have いきがい?

Konnichiwa! Apakabar semuanya? Lama banget deh kayanya gak publish.  I wish we allways fun  ok? Karena sekarang w udah memasuki umur 20 tahun, mari kita bicara ke hal yang agak penting. Seseorang pernah bilang “ nih kalau udah masuk ke usia 20 tahun tuh rasanya bingung gajelas gitu, pokonya gabisa dijelasin deh harus ngalamin sendiri”. Ya w yang pada saat itu  still  19 th,  it’s so very excessive for me.  Karena 19 ke 20 itu  just different one year, how one people change his mind just a moment ? Tetapi nyatanya ya, itu semua terjadi.  U will see yourself get up in the morning without enthusiasm, u will think your future more often than before.  Dan intinya  what his tell to me become true,  dari sana  i give time to self to think. What happen to me? After it, i know   ini adalah keresahan fase umur 20 tahun. Keresahan apakah kita nanti akan hidup seperti apa yang kita ingingkan? Apakah nanti kita akan hidup bahag...

Before 20 Years Old

Halo apa kabar? Akhir-akhir ini sedang merasakan fase-fase dimana very lazy . Entah kenapa. Tapi sudahlah, kesempatan ini akan membahas “ before 20 years old ”. Mengapa sangat tertarik dengan bahasan ini? Karena sering sekali melihat quotes atau kata-kata bijak tentang umur 20 tahun. Katanya umur 20 tahun adalah dimana fase kita akan menemukan apa arti kehidupan sebenarnya, katanya umur 20 tahun kita akan benar-benar merasakan berbagai fase tidak pernah dirasakan sebelumnya.  Umur 20 tahun kita harus mulai bisa hidup dewasa, melihat ke depan, mulai meninggalkan main-main, mulai membenahi diri. Intinya umur 20 tahun kita akan menuju dewasa seutuhnya. How according me about 20 years old ? Ya 20 tahun bukannya ketika ditanya “ how old ar u? ” Kita tidak akan mengawali lagi dengan angka “1” lagi bukan? This is real fact. Umur 20 tahun kita sudah menjadi kepala dua, pokok dari kepala dua adalah kita harus berpikir lebih dewasa dan mengedepankan logika, mulai kritis dengan kehidupan,...

Setelah Putus

                                     Hari ini sesi cerita kehidupan setelah putus. Bayangkan kamu sudah bersama sesorang, saling mempercayai, saling menyayangi tapi akhirnya harus benar-benar berpisah karena salah satunya merasa tersakiti dan merasa terkhianati. Orang yang selalu ada dalam doa malah tidak menghargai perasaan, rasa sayang berubah menjadi kekecewaan. Pada awalnya tiap shalat selalu ada doa terpanjat semoga dia selalu sehat, berada dalam lindungan-NYA, tercapai segala apa yang dia inginkan tiba-tiba memberikan pernyataan bahwa “kau begitu sih!”. Oke tidak apa, tidak ada doa yang sia-sia. Bisa berbalik menjadi hal yang baik pada kita. Dulupun ketika berdoa selalu merasa tulus. Memaafkan memang mudah untuk setiap manusia tapi rasa kecewa akan begitu sulitnya dihapus, malah mungkin akan membekas entah kapan dan membuat menjadi enggan membuka hati lagi. Itu yang sedang dir...