Sebagian Kecil Pertanyaan yang Inginku Jawab dengan Pasti, tetapi Tidak Pernah Kucari Tahu Jawabannya Kenapa aku hidup? Jika hari ini aku malas, apakah sudah ditentukan oleh Tuhan? Apakah orang-orang menjengkelkan mengetahui bahwa mereka semenjengkelkan itu? Benarkah sesuatu yang tepat datang diwaktu yang tepat? Atau itu hanya alasan bagi orang yang tidak mau berusaha? Jika besok diumumkan bahwa matahari menghilang dari bumi, apa yang akan kulakukan? Mengapa aku sangat takut akan hari esok? Dengan kondisi apakah aku mati? Mengapa cinta mendebarkan bagi sebagian besar orang, padahal bagiku itu menjadi hal yang menakutkan? Mengapa dimataku orang yang jatuh cinta terlihat sangat bodoh? Mengapa selalu ada manusia yang sangat tertarik dengan kehidupanku sampai perubahan-perubahan kecil yang padahal tidak pernah disadari sekalipun olehku? Jika suatu saat aku bisa pergi menjelajah waktu, mengapa aku sangat ingin merubah masa laluku? Jika ada seseorang yang datang kepadaku dan menawarkan untuk...
Publishan
kali ini diberi judul dengan pengakuan,
mengapa demikian? Karena perasaan ketika menulis blog kemarin lebih mengedepankan rasionalitas, bukan fakta sebenarnya. Sekarang adalah waktunya. Mari untuk ungkap kebenaran yang ada dengan membiarkan hati untuk berbicara. Bukan untuk mengungkit, hanya sekedar terapi dan memastikan fase accepted (publishan selanjutnya akan menjelaskan apa itu
fase accepted). intinya fase terakhir dari masa kesedihan.
Beberapa waktu sebelumnya belum berani untuk kembali menceritakan ini. Tapi kali ini, dipersilahkan pada hati untuk berbicara.
Seperti
sebelumnya kalian tahu kesedihan ini dimulai dari harusnya melepaskan seseorang. Tulisan sebelumnya mungkin sudah menjadi pengantar cerita. Let me making clear now.
Okay, sebelum
semuanya berakhir, sebenarnya satu fakta kedekatan dia dengan seseorang telah ada. Tidak penting sumber beritanya dari mana, karena yang perlu diketahui bahwa itu fakta. Berita itu sampai ke telinga tepat sebelum ulang tahun tiba. Rasa kesal yang terpendam, merubah sikap dan perilaku terhadapnya. Selamat ulang tahun, katanya. Kado paling pahit rasanya. Pertemuan menjadi pilu, ditambah kabar bahwa dia dia bertemu dahulu dengan dengannya sebelum mampir bertemu. Betul sekali, mulut hanya bisa terdiam membisu.
Setelah itu,
hubungan mereka semakin intim. Status Instagram makin menjadi, dia nyaman katanya. Saat ini mungkin saatnya untuk meminta kejelasan. Apa sebenarnya maunya. Hal paling aneh disini adalah orang yang salah tidak akan mengerti metode memancing cerita. Namun dia langsung paham. Sudah jelas.
Pembicaraan melalui pesan terhenti. Dia tidak menjelaskan apapun. Sudah 24 jam berlalu. Harapan dia memberi penjelasan dan penyelesaian ternyata ciut. Dasar pengecut. Mulailah logika untuk maju, mau menyakiti bagaimana lagi? Bukankah yang kemarin masih luka? Ini adalah akhirnya untuk melepaskan. Lucunya ternyata dia memang sengaja menunggu untuk dilepaskan. Sekali lagi, dasar pengecut.
Alasan paling menarik adalah dia menyalahkan atas sikap dan kepribadian yang telah ada sejak dulu. Dia marah karena aibnya terungkap. Dulu mungkin karena merasa aman dia sangat bangga akan dirinya. Sayang seribu sayang, alasan itu salah. Sejak dulu apapun yang dia perbuat berita itu selalu sampai menjadi berita luka. Namun selalu ada harapan, semoga dia sadar. Bukankah dia terlalu dewasa untuk diperingatkan agar setia?
Blokir? Tidak, itu tindakan yang kurang dewasa. Mari kita lihat apa sikapnya setelah aibnya terungkap. Ternyata sehari setelah putus dia langsung jalan dengan pacar barunya. U know soo I’m
very broken but I can’t make anything. I
felt become stupid person, then so I’m angry ..
Sayangnya makin diperhatikan makin melunjak. Dia bilang ini hanya pelampiasan. Padahal dia hidup bahagia tanpa penyesalan. Sangat tidak rasional. Suatu hari terdengar dia berkata bahwa siapapun dengan dia saat ini, pada akhirnya akan kembali. Mohon maaf dunia tidak sesempit itu. Kembali? Jika orang-orang tahu siapa dia sebenarnya, tidak akan ada yang mau kembali dengannya.
Oke, mari hapus nomornya. Buang segala barang pemberiannya.
Kekecewaan terus berlanjut, menjadikan diri anti sosial. Menjauh dengan segala hal yang berhubungan dengannya adalah cara. What the f**k! I mean,
was made hoppeles with ma life, I cry every night remember he has made me disappointed. Brengseknya fase ini bertepatan pas w lagi UAS, hah I don’t know what I must do it! I
too love him until I thus.
Hingga sampai akhirnya suatu buku memberi tamparan, “lepaskanlah! Tuhan telah mempersiapkan yang terbaik untukmu”. I stay away from social media and use my time to sleep, pray and go
home to meet my family, watching drakor, and the last I mindful bahwa haruslah bangkit dan mengikhlaskan.
Satu hal, sakit telah diobati oleh waktu. Ingat hukum alam “akan ada yang pergi dan akan ada yang
datang”. Disisi lain, hati mengucapkan permohonan maaf. Mungkin banyak kata yang menyinggung. Untuk semua orang yang melihat blog ini, sampaikan permintaan maaf karena telah membuka aib luka. Tolong sampaikan juga, jangan pernah berharap untuk sebuah harapan apapun mengenai hubungan yang telah lalu. Ini adalah akhir dari segalanya. Terimakasih telah memberikan pelajaran berharga.
Tarik nafas sejenak, rehat sejenak hidup kita masih panjang. Maaf apa yang disampaikan berantakan.
Hello new life!
Comments
Post a Comment
Boleh Komentar, sekedar informasi untuk menambah wawasan.