Skip to main content

Pertanyaan yang Inginku Jawab Pasti, Tapi Tak Pernah Kucari Tahu

Sebagian Kecil Pertanyaan yang Inginku Jawab dengan Pasti, tetapi Tidak Pernah Kucari Tahu Jawabannya Kenapa aku hidup? Jika hari ini aku malas, apakah sudah ditentukan oleh Tuhan? Apakah orang-orang menjengkelkan mengetahui bahwa mereka semenjengkelkan itu? Benarkah sesuatu yang tepat datang diwaktu yang tepat? Atau itu hanya alasan bagi orang yang tidak mau berusaha? Jika besok diumumkan bahwa matahari menghilang dari bumi, apa yang akan kulakukan? Mengapa aku sangat takut akan hari esok? Dengan kondisi apakah aku mati? Mengapa cinta mendebarkan bagi sebagian besar orang, padahal bagiku itu menjadi hal yang menakutkan? Mengapa dimataku orang yang jatuh cinta terlihat sangat bodoh? Mengapa selalu ada manusia yang sangat tertarik dengan kehidupanku sampai perubahan-perubahan kecil yang padahal tidak pernah disadari sekalipun olehku? Jika suatu saat aku bisa pergi menjelajah waktu, mengapa aku sangat ingin merubah masa laluku? Jika ada seseorang yang datang kepadaku dan menawarkan untuk...

Senioritas dan Palakan Terseludup (Bullying)

Selamat Pagi, Sing dan Sore bagi kalian pembaca blog ini…

Sepertinya sudah hampir beberapa minggu tidak menulis karena merasa masih dalam rangka liburan dan tidak mau diganggu. Oke kegiatan berlibur dirumah sudah berakhir dan melanjutkan sisa-sisa hari liburan di kosan karena kegiatan yang lainnya sudah berjalan. Latihan petanque sudah dimulai lagi, w berniat dari rumah buat latihan.

Kesempatan kali ini akan bercerita kasus senioritas dan palakan terseludup, di zaman milenial ini siapa yang tidak tahu. Kasus yang sudah ada sejak SD, dan mungkin baru diangkat beberapa tahun kebelakang. Banyak juga film yang sudah mengangkat kasus ini. Apalagi di drama korea, itu paling geleng-geleng kepala. Hal yang paling penting adalah untuk membuka mata, apalagi kalau sudah memakan korban jiwa.

Tidak akan mengangkat cerita yang ada di berita-berita atau yang viral lainnya. Tapi akan bercerita kejadian yang benar-benar ada dan sekaligus menerpa adik tercinta. Dia sudah menginjak kelas dua SD. Sebetulnya tidak ada masalah dalam pergaulan. Bersosialisasi pun tidak menjadi halangan.

Soal belajar pun tidak pernah mengeluh. Terkecuali pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Padahal jelas-jelas dia asli keturunan Indonesia Sunda. Pernah satu ketika ada soal:“

Lamun baju kotor kudu …

Jawabannya malah disetrika. Jorok sekali. Intinya hanya masalah pelajaran dan bukan masalah bersosial. 

Jadi sebelumnya ketika pagi-pagi sekali setelah mandi dan sarapan, mamah memberikan uang jajan. Tiba-tiba dia bercerita. Bahwa uangnya jajannya sering dipinjam tanpa jaminan pengembalian. Sudah sering, katanya.

Tidak ambil pusing, mamah hanya menyuruh jika sudah terlalu sering, segera lapor guru. Setelah berangkat pukul 6, tiba-tiba pukul 8 wali kelas mengirim pesan. Katanya dia sakit mual, dan minta untuk dijemput saja. Padahal tadi pagi baik-baik saja. Dengan panik dijemputlah dia dari sekolah.

Selang beberapa menit dia datang ke rumah. Wajahnya telah memerah. Menahan tangis sepertinya. Setelah ditanya, dia bilang ada yang mutar-mutar. Mamah hanya memberi nasehat, “Makanya kalau di sekolah jangan maen puter-puteran, nanti pusing sayang kan sekolah”. Tidak menjawab, dia langsung nonton tv lalu minta makan.

Keesokannya, salah satu temannya yang kebetulan dekat dengan rumah datang. Disuruh saudara untuk memberi sup matang. Ogih panggilannya, satu tahun lebih muda. Karena penasaran, mamah bertanya tentang kejadian kemarin. Ternyata benar, ada salah satu anak kelas 6, menjadikan adik kelasnya sebagai mainan. 

Ditempat lain, di warung saudara ada salah satu orang tua temannya adik yang sedang menyeduh kopi. Mendengar cerita adik dari saudara, dia tersentak. Tidak lama datang anaknya yang kebetulan juga ingin jajan. Setelah ditanya kejadian kemarin, dia tiba-tiba menangis. Orang tuanya akhirnya sadar, bahwa benjolan di kepala anaknya kemarin adalah sama-sama ulah anak kelas 6. Sebelumnya dia hanya menganggap bahwa itu kecelakaan biasa.

Mendengar kejadian tersebut, tanpa ba-bi-bu. Orang tua tersebut langsung datang ke sekolah. Anaknya yang baru pulang sekolah, dia bawa kembali ke sekolah. Menurut cerita, setelah sampai di sekolah pelaku dan antek-antek pembuli dipanggil oleh guru, termasuk para korban. Jadi Si pelaku dan antek-anteknya ditanya kejujuran mengenai apa yang mereka perbuat. Ternyata pelaku tidak mengaku, tapi antek-anteknya mengaku. Pusingkan dunia? Korban hanya ketakutan.

Setelah ditelusuri ternyata teman yang suka meminjam uang tanpa jaminan adalah adik dari pembuli. Sungguh tragis. Ternyata juga palakan terseludup sering terjadi, hanya saja para korban tidak mau cerita dan ambil pusing. Membiarkan itu terjadi pada mereka.

Mungkin masalah seperti ini selalu ada di sekolah dan tentunya harus menjadi perhatian besar bagi kita seorang calon orang tua atau calon guru bukannya mengaggap merupakan hal yang lumrah. Kakak kelas harusnya menyayangi adik kelas, bukan malah menganggap dirinya seorang senior dan memanfaatkan junior. 

Tidak menyalahkan siapa-siapa disini, hanya saja kita harus hapuskan tradisi ini. Beri pengertian bahwa membuli adalah tindakan yang tidak terpuji. 



    


Comments

Popular posts from this blog

Ar U Have いきがい?

Konnichiwa! Apakabar semuanya? Lama banget deh kayanya gak publish.  I wish we allways fun  ok? Karena sekarang w udah memasuki umur 20 tahun, mari kita bicara ke hal yang agak penting. Seseorang pernah bilang “ nih kalau udah masuk ke usia 20 tahun tuh rasanya bingung gajelas gitu, pokonya gabisa dijelasin deh harus ngalamin sendiri”. Ya w yang pada saat itu  still  19 th,  it’s so very excessive for me.  Karena 19 ke 20 itu  just different one year, how one people change his mind just a moment ? Tetapi nyatanya ya, itu semua terjadi.  U will see yourself get up in the morning without enthusiasm, u will think your future more often than before.  Dan intinya  what his tell to me become true,  dari sana  i give time to self to think. What happen to me? After it, i know   ini adalah keresahan fase umur 20 tahun. Keresahan apakah kita nanti akan hidup seperti apa yang kita ingingkan? Apakah nanti kita akan hidup bahag...

Before 20 Years Old

Halo apa kabar? Akhir-akhir ini sedang merasakan fase-fase dimana very lazy . Entah kenapa. Tapi sudahlah, kesempatan ini akan membahas “ before 20 years old ”. Mengapa sangat tertarik dengan bahasan ini? Karena sering sekali melihat quotes atau kata-kata bijak tentang umur 20 tahun. Katanya umur 20 tahun adalah dimana fase kita akan menemukan apa arti kehidupan sebenarnya, katanya umur 20 tahun kita akan benar-benar merasakan berbagai fase tidak pernah dirasakan sebelumnya.  Umur 20 tahun kita harus mulai bisa hidup dewasa, melihat ke depan, mulai meninggalkan main-main, mulai membenahi diri. Intinya umur 20 tahun kita akan menuju dewasa seutuhnya. How according me about 20 years old ? Ya 20 tahun bukannya ketika ditanya “ how old ar u? ” Kita tidak akan mengawali lagi dengan angka “1” lagi bukan? This is real fact. Umur 20 tahun kita sudah menjadi kepala dua, pokok dari kepala dua adalah kita harus berpikir lebih dewasa dan mengedepankan logika, mulai kritis dengan kehidupan,...

Setelah Putus

                                     Hari ini sesi cerita kehidupan setelah putus. Bayangkan kamu sudah bersama sesorang, saling mempercayai, saling menyayangi tapi akhirnya harus benar-benar berpisah karena salah satunya merasa tersakiti dan merasa terkhianati. Orang yang selalu ada dalam doa malah tidak menghargai perasaan, rasa sayang berubah menjadi kekecewaan. Pada awalnya tiap shalat selalu ada doa terpanjat semoga dia selalu sehat, berada dalam lindungan-NYA, tercapai segala apa yang dia inginkan tiba-tiba memberikan pernyataan bahwa “kau begitu sih!”. Oke tidak apa, tidak ada doa yang sia-sia. Bisa berbalik menjadi hal yang baik pada kita. Dulupun ketika berdoa selalu merasa tulus. Memaafkan memang mudah untuk setiap manusia tapi rasa kecewa akan begitu sulitnya dihapus, malah mungkin akan membekas entah kapan dan membuat menjadi enggan membuka hati lagi. Itu yang sedang dir...