Sebagian Kecil Pertanyaan yang Inginku Jawab dengan Pasti, tetapi Tidak Pernah Kucari Tahu Jawabannya Kenapa aku hidup? Jika hari ini aku malas, apakah sudah ditentukan oleh Tuhan? Apakah orang-orang menjengkelkan mengetahui bahwa mereka semenjengkelkan itu? Benarkah sesuatu yang tepat datang diwaktu yang tepat? Atau itu hanya alasan bagi orang yang tidak mau berusaha? Jika besok diumumkan bahwa matahari menghilang dari bumi, apa yang akan kulakukan? Mengapa aku sangat takut akan hari esok? Dengan kondisi apakah aku mati? Mengapa cinta mendebarkan bagi sebagian besar orang, padahal bagiku itu menjadi hal yang menakutkan? Mengapa dimataku orang yang jatuh cinta terlihat sangat bodoh? Mengapa selalu ada manusia yang sangat tertarik dengan kehidupanku sampai perubahan-perubahan kecil yang padahal tidak pernah disadari sekalipun olehku? Jika suatu saat aku bisa pergi menjelajah waktu, mengapa aku sangat ingin merubah masa laluku? Jika ada seseorang yang datang kepadaku dan menawarkan untuk...
Hoax
Pilpres 2019 Itu Berat
Icha
Sofia Nurazizah
Di
era milenial ini internet sudah dapat
diakses dimanapun, kapanpun dan diberbagai kalangan. Terutama media online seolah
sudah menjadi kebutuhan primer, tanpa media online kehidupan seakaan akan tertingal
zaman dan informasi. Dalam media online seseorang dapat mengakses berbagai macam
informasi, baik informasi baik maupun buruk selain itu semua orang dapat secara
bebas mengungkapkan pendapatnya atau bahkan menyebarkan berbagai macam berita
tanpa batas. Hal itu muncul karena Negara Indonesia Sehingga muncul lah
berbagai macam hoax.
Pengertian hoax
sendiri adalah informasi yang tidak benar. Dalam cambridge dictionary, kata hoax
sendiri berarti tipuan atau lelucon. Kegiatan menipu, trik penipuan, rencana
penipuan disebut dengan hoax (http: //dictionary.cambridge.org). Hoax menciptakan keresahan tersendiri
bagi masyarakat, terutama menjelang pemilu 2019. Hoax menjadi membumi sebagai akibat ingin menjatuhkan kubu kedua
belah pihak. Catatan Mafindo, mengatakan dari 86 berita hoax terdapat di dalamnya 52 berita hoax megenai pemilu 2019. Kejadian ini sangat membuat pilpres 2019
ini terlihat tidak damai karena digunakan untuk menyebarkan politik kebencian yang
dikhawatirkan bisa mengoyak persaudaraan bahkan menjurus ke arah konflik
sosial.
Ini tentunya
menjadi perhatian penting bagi kita semua terutama sebagai generasi milenial
yang sering menggunakan media sosial untuk bertindak, karena jika dibiarkan
hoax akan merusak demokrasi, ideology dan akan menghancurkan
kesatuan dan persatuan bangsa. Pemerintah tentunya sudah melakukan berbagai
macam kegiatan seperti gerakan bersama anti hoax
yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
bersama elemen Masyarakat Indonesia Anti Hoax. Malah mungkin sudah ada
beberapa kasus penyebaran hoax yang
ditangani. Namun yang terpenting dari itu adalah kesadaran dari masyarakat
sendiri akan bahaya hoax. Mirisnya hoax ini terjadipun karena kurangnya
tingkat literasi masyarakat terhadap media online. Literasi bermedia sosial
yaitu kemampuan memiliki akses ke media, memahami media, menciptakan dan
mengekspresikan diri untuk menggunakan media (Buckingham 2005, Livingstone
2005).
Kita pula
sebagai the agen of change, tentunya
harus turut ikut serta dalam perlawanan terhadap hoax yang dimungkinkan akan terus beredar menjelang pilpres 2019
ini yaitu dengan ikut serta menyebarkan di dalam media sosial mengenai
bahayanya hoax baik melalui poster
atau dengan menghimbau ciri-ciri dari hoax
yaitu:
1. Hoax biasanya tidak mencantumkan tanggal
kejadian atau tidak terverifikasi kejadianya, seperti tanggal dan urutan
kejadian.
2. Hoax
biasanya tidak memiliki tanggal kadaluwarsa pada peringatan informasi,
meskipun sebenarnya kehadiran tanggal tersebut juga tidak akan membuktikan
apa-apa, tetapi dapat menimbulkan efek keresahan yang berkepanjangan.
3. Hoax tidak ada ahli atau sumber
teridentifikasi yang dikutip.
Kita juga harus menghimbau
kepada masyarakat untuk meningkatkan literasi terhadap media online dengan memfilter
berita yang masuk mengenai Pilpres 2019. Bahwa tidak semua berita update itu benar. Jika ada berita yang
tidak diketahui asal-usulnya tidak disegerakan untuk disebar, jika ada konten
bermasalah laporkan ke Kementerian Kominfo melalui aduankonten.id, ke Bawaslu untuk
konten terkait pemilu, dan Polri untuk konten pelanggaran hukum.
Mengapa kita harus begitu?
Karena seharusnya di era Pilpres ini masyarakat memanfaatkan untuk melihat visi
dan misi dari kedua calon, untuk menjadi acuan kemanakah hak suara pantas
diberikan, bukan malah mempercayai hoax yang malah menjatuhkan antar kubu.
Selain itu kita peringatkan bahwa hoax pilpres 2019 itu BERAT. Mengapa demikian? Karena jika kita terbawa hoax
dalam Pilpres ini, kita akan menggantungkan masa depan Indonesia selama 5 tahun
ke depan hanya karena hoax. Apakah itu
masa depan yang kita harapkan? Tentunya tidak. Dengan itu marilah kita ajak
masyarakat untuk berpikir kritis terkait informasi yang beredar, ikut serta
menjadi siskamling digital demi suksesnya pemilu yang damai, berkualitas dan
bermartabat sehingga masa depan Indonesia yang tidak bergantung pada hoax baik melalui media sosial atau
media masa. Ingat hoax itu BERAT. Berat resikonya dan berarti dampaknya.
TMI ini artikel opini yang w ikut sertakan di kataindonesia, makasih yang sudah mau membaca semoga bermanfaat! tinggalkan komen ok!!
Comments
Post a Comment
Boleh Komentar, sekedar informasi untuk menambah wawasan.