Sebagian Kecil Pertanyaan yang Inginku Jawab dengan Pasti, tetapi Tidak Pernah Kucari Tahu Jawabannya Kenapa aku hidup? Jika hari ini aku malas, apakah sudah ditentukan oleh Tuhan? Apakah orang-orang menjengkelkan mengetahui bahwa mereka semenjengkelkan itu? Benarkah sesuatu yang tepat datang diwaktu yang tepat? Atau itu hanya alasan bagi orang yang tidak mau berusaha? Jika besok diumumkan bahwa matahari menghilang dari bumi, apa yang akan kulakukan? Mengapa aku sangat takut akan hari esok? Dengan kondisi apakah aku mati? Mengapa cinta mendebarkan bagi sebagian besar orang, padahal bagiku itu menjadi hal yang menakutkan? Mengapa dimataku orang yang jatuh cinta terlihat sangat bodoh? Mengapa selalu ada manusia yang sangat tertarik dengan kehidupanku sampai perubahan-perubahan kecil yang padahal tidak pernah disadari sekalipun olehku? Jika suatu saat aku bisa pergi menjelajah waktu, mengapa aku sangat ingin merubah masa laluku? Jika ada seseorang yang datang kepadaku dan menawarkan untuk...
Selamat menempuh Hari Sabtu
Selamat malam, pagi, siang dan sore.
Apa kabar? Lama rasanya tidak publish. Tidak maksud menyombongkan karena sibuk, tapi memang sedang malas saja rasanya. Dua minggu kebelakang terlalu banyak hal insidental yang terjadi. Salah satunya dua hari kebelakang, nenek yang sering disebut “Emak” dalam kondisi drop dan dilarikan ke rumah sakit. Alhamdulillah, sekitar pukul sebelas setelah masuk ICU kondisi Emak mulai stabil dan sudah dapat berkomunikasi kembali dengan keluarga.
Sedih sekali rasanya melihat orang terkasih dalam kondisi kesakitan, hati harap-harap cemas berdoa semoga tidak ada suatu hal buruk yang terjadi. Jika ada yang bertanya kenapa enggan menjalani hubungan selain dengan keluarga dan teman, ya inilah alasannya. Kehilangan seseorang adalah hal paling terburuk dalam hidup, lebih tepatnya meski dia sudah tiada tapi kenangannya selalu saja menyesakan dada. Uwu.
Kegiatan pengabdian atau KKN beberapa minggu kebelakang sudah usai dan diganti dengan kegiatan perkuliahan yang cukup menjemukan. Meski telah usai, silaturahmi diantara kami selalu terjalin. Bukti konkret, selama kurang lebih seminggu setelah kepulangan, kami kumpul di rumah kawan yang memang cukup dekat dengan dengan kampus. Selain alasan dalam rangka belum mau berpisah, masih ada hal-hal lain terkait laporan yang masih belum beres.
Kenangan KKN? oh tentu banyak, kalau diungkapkan lewat kata-kata mungkin akan setebal novel. Sebenarnya terlalu random kalau diceritakan, persoalannya setiap dari kami tentu menyimpan dan mengenang momen tersendiri. Ada yang mengalami momen berkesan karena kebersamaan dengan tim, momen berkesan bersosialisasi dengan masyarakat, momen berkesan berkawan dengan anak-anak yang hampir setiap hari bermain ke posko, momen berkesan berkunjung ke rumah warga untuk silaturahmi sekaligus perbaikan gizi, momen berkesan dalam proker yang cukup melelahkan, momen berkesan menjalani rasa dengan salah satu anggota tim, atau malah momen berkesan mengalami indahnya cinta dua sks, uwu.
Bercerita tentang momen berkesan, tidak ada momen yang diunggulkan. Semuanya terlalu berkesan. Apalagi saat mengenal banyak kawan dari berbagai jurusan dengan berbagai watak dan kepribadian. Ada yang selalu menyenangkan, ada yang kebapak-an, ke-ibuan, kekanak-kanakan, ada yang terkadang menyebalkan, ada yang selalu membuat nyaman orang disekitarnya, ada yang banyak bicara, ada yang memilih untuk banyak diam, ada yang pandai memendam rasa dan malah ada yang blak-blakan perihal rasa. Ah, nano-nano deh.
Selepas KKN, sahabat-sahabat terdekat bercerita pengalamannya. Inti dari pembicaraan kami adalah tidak ada satupun diantara kami yang mengalami cinta 2 sks itu. Kami tertawa menertawakan diri kami sendiri. Perihal mengagumi tentu pasti ada, atau malah membuat jatuh hati itu tidak bisa dikecualikan. Tetapi yang terpenting adalah cara kami menyikapi hal tersebut, tidak buru-buru dengar kata hati. Pikirkan dengan baik dengan logika yang jernih, siapa tahu itu hanya ujian untuk hati kita, siapa tahu itu hanya intermezo saja dalam hidup kita. Kami selalu ingat, tidak semuanya yang terlihat menyenangkan dan membuat nyaman, baik untuk untuk diri kami. Tapi untuk kalian yang memang merasa yakin KKN menjadi jalan terbukanya hati, jalan menemukan pendamping hari, jangan risau. Jalani saja. Biarkan waktu yang mengujinya.
Aduh, tadinya cerita KKN mau sebagai prolog, malah akhirnya isinya tentang KKN. Tapi tidak apa-apa lah, kalau dibesokan takut basi.
Beberapa hari kebelakang kawan jauh dari Yogya dan Bandung datang untuk berkunjung dan menghabiskan sisa-sisa liburan. Senang sekali rasanya bisa bercengkrama lagi dengan mereka dalam situasi yang sudah berbeda. Dulu, ketika masih di pondok kami disibukan dengan rangkaian kegiatan sekolah dan pengajian yang begitu padat. Bangun tidur langsung ke mesjid, sebelum sekolah ngaji, pagi hingga menuju sore sekolah, sorenya kitab kuning, malamnya setoran hafalan. Terus begitu. Tidak ada hal-hal yang asyik untuk dibicarakan, kecuali “ingin pulang”, “hari ini sangat melelahkan”, “bosan dengan rutinitas” dan “ingin cepat lulus”.
Setelah kami bertemu lagi, terlalu banyak hal yang harus diceritakan. Hingga larut malam kami bercerita, susah bahagianya hidup diluar rutinitas pesantren. Sebetulnya setiap tahun kami rutin bertemu, tapi perbincangan kenangan tentang pondok selalu menjadi salah satu topik yang seru. Apalagi sekarang kami sudah masuk usia berkepala dua, arah perbincangan kami agak berbeda dari biasanya. Ditambah banyak dari kawan-kawan pondok yang sudah duluan ke pelaminan, malah ada yang sudah punya buah hati. Lagi-lagi kami menertawakan diri sendiri, setiap tahun saat bersua kami selalu masih sendiri-sendiri. Lucunya lagi setiap kami bertemu, pasti Ayah Pidi Baiq meluncurkan film Dilan dan Milea.
Kami saling menasehati satu sama lain, saling menguatkan untuk menjalani hari-hari kembali, saling mengingatkan untuk tidak terlalu fokus dengan hal-hal yang berbau perbucinan. Karena kami yang selalu yakin, yang baik selalu datang pada waktu yang tepat, yang terbaik selalu menguatkan hati bukan melemahkan.
Sepertinya sudah dulu, matahari sudah menampakan diri, waktunya beraktivitas kembali. Semoga kita selalu berada dalam lindungan Tuhan. Semoga kita semakin kuat. Jika sedang lelah, rehatlah. Begitulah hidup terkadang,
“yang dicari hilang, yang dikejar lari, yang ditunggu, yang diharap, biarkanlah semesta bekerja untukmu” _Kunto Aji_
Save the world ;)
Comments
Post a Comment
Boleh Komentar, sekedar informasi untuk menambah wawasan.