Skip to main content

Pertanyaan yang Inginku Jawab Pasti, Tapi Tak Pernah Kucari Tahu

Sebagian Kecil Pertanyaan yang Inginku Jawab dengan Pasti, tetapi Tidak Pernah Kucari Tahu Jawabannya Kenapa aku hidup? Jika hari ini aku malas, apakah sudah ditentukan oleh Tuhan? Apakah orang-orang menjengkelkan mengetahui bahwa mereka semenjengkelkan itu? Benarkah sesuatu yang tepat datang diwaktu yang tepat? Atau itu hanya alasan bagi orang yang tidak mau berusaha? Jika besok diumumkan bahwa matahari menghilang dari bumi, apa yang akan kulakukan? Mengapa aku sangat takut akan hari esok? Dengan kondisi apakah aku mati? Mengapa cinta mendebarkan bagi sebagian besar orang, padahal bagiku itu menjadi hal yang menakutkan? Mengapa dimataku orang yang jatuh cinta terlihat sangat bodoh? Mengapa selalu ada manusia yang sangat tertarik dengan kehidupanku sampai perubahan-perubahan kecil yang padahal tidak pernah disadari sekalipun olehku? Jika suatu saat aku bisa pergi menjelajah waktu, mengapa aku sangat ingin merubah masa laluku? Jika ada seseorang yang datang kepadaku dan menawarkan untuk...

April Masih Pada Porosnya

Selamat menempuh minggu pertama bulan April.

Halo, salam bersahaja bagi kita semua.

Rasanya sudah cukup lama kita tidak bersua. Sudah berdiam diri dirumah hari keberapa hari ini? Semoga kita selalu berada dalam perlindungan, kesehatan, keamanan, kenyamanan dan kesempurnaan cinta. Jangan pernah lekas untuk berdoa bagi bumi kita, semoga cepat kembali seperti sedia kala, semoga cepat usai urusannya dan semoga lekas pulih.

Bagaimana kabar kalian? Aktivitas apa saja yang sudah kalian lakukan selama “Stay at Home” ini? Diantara kalian yang senang akan keheningan mungkin ada yang malah merasa diuntungkan dengan adanya stay at home, tapi mungkin juga sebagian besar malah merasa sudah tidak sanggup lagi berdiam diri dirumah. Tapi untuk sekarang yang terbaik adalah kita lakukan apa yang memang pemerintah anjurkan, jaga pola hidup dengan asupan makan dan minum yang cukup, olahraga yang teratur dan selalu bahagia.

Bagi kawan seperjuangan, mungkin ada yang kembali memulai aktivitas perkuliahan secara daring. Tentu perkuliahan ini menuai berbagai problematika, entah itu karena kendala kuota, kendala susah sinyal, kendala metode perkuliahan yang digunakan, kendala tidak ada orang yang biasanya duduk di samping untuk saling menguatkan dan tentunya masih banyak lagi. Semoga kawan semua tidak stres dan bisa menjalani dengan sabar dan ikhlas, jangan pernah saling melemahkan dengan saling menyalahkan. Jangan memperkeruh suasana dengan isu yang malah kalian ciptakan, mari saling menguatkan dengan menjalani semua ini sampai usai.

Suatu anugrah, kemarin masih bisa pulang sebelum adanya lockdown dibeberapa daerah di Kota Tasikmalaya. Kali pertama merasakan butuh pulang ke rumah, yang biasanya sejak sekolah menengah pertama pulang ke rumah dalam satu tahun hanya bisa dihitung jari yaitu ketika liburan hari raya Idul Fitri atau beberapa urusan lain yang memang mengharuskan untuk pulang. Sebagai manusia yang agak suka keramaian, ketika pulang ke rumah selalu merasa ada sesuatu yang hilang. Tapi kali ini berbeda. Hiruk pikuk kota yang semakin dibatasi, suasana malam kota yang malah mencekam, dan rasa was-was menghantui setiap malam, semakin mendorong diri untuk ingin pulang.

Memangnya bagaimana suasana disini?

Suasana disini masih tetap berputar pada rotasinya. Sebelum terbit fajar, orang-orang sudah bangun. Ada yang berangkat ke mesjid untuk melaksanakan ibadah shalat Subuh, ibu-ibu mulai membereskan rumah dan bersiap menjalani aktivitasnya. Di embun pagi, terlihat beberapa orang melewati rumah dengan membawa berbagai perangkat untuk berkebun dan bertani, apalagi sekarang sudah musim buah-buahan tiba. Ketika matahari menampakan diri, beberapa orang terlihat keluar rumah untuk berjemur, dengan dalih “kata tv sekarangmah tiap hari harus berjemur, biar memperkuat imun tubuh”. 

Ada juga yang mengunjungi tetangga hanya untuk berbagi dan bertukar lauk-pauk untuk sarapan. Ketika siang tiba, beberapa ibu rumah tangga yang sudah beres dengan urusan rumahnya memutuskan untuk berbincang berbagi cerita sambil menunggu tukang sayur tiba. Bedanya pembahasan mereka mulai berbeda, terdengar ketakutan mereka akan pandemi ini. Ada yang mengeluh pendapatan suami mereka sekarang berkurang, ada yang mengeluh takut pergi ke pasar, ada pula yang mengeluhkan anaknya yang dibebani tugas sekolah dan mereka yang malah terbebani. Tentu masih banyak perbincangan mereka apalagi ketika tukang sayur tiba, seakan tiap harinya topik mereka tidak pernah usai.

Rasa hangat mereka semakin terasa.

Aktivitas anak-anakpun masih terasa sama, ada yang berkumpul untuk saling bertukar permainan dari telepon genggam, ada yang membawa tas untuk pergi ke kebun karena sedang musim buah-buahan ada pula yang bersepeda kesana kemari tanpa tujuan. Bedanya aktivitas mereka dilaksanakan setelah usai mengerjakan tugas dari sekolah yang dikirim via WA. Anak rantaupun sebelum diberlakukan lockdown sudah menempati rumahnya masing-masing. Pada malam-malam tertentu kami berkumpul untuk berbagi betapa susahnya menghadapi perkuliahan daring, kami yang berbeda universitas memiliki problem yang berbeda. Apalagi menghadapi UTS kemarin dan juga bagi yang menghadapi tugas akhir skripsi. Ketika jenuh berbincang, kami memutuskan melakukan sesuatu entah itu bermasak ria atau nonton film India. 

Saya yang tidak begitu dekat kini semakin erat.

Setiap harinya aktivitas sendiripun semakin menyesuaikan dengan lingkungan. Bangun pagi untuk menyuci dan menyapu halaman, menyeduh segelas kopi setelah sarapan untuk bersiap olahraga sekaligus berjemur menemani emak, menyibukan diri dengan keluarga dan aktivitas yang sengaja diciptakan seperti berkebun, nonton drakor, berkabar dengan kawan secara daring dan lain sebagainya. Apalagi sekarang tugas perkuliahan sudah mulai menghadang, aktivitas tidur siang  dan malam akan sedikit berkurang. Tetapi terimakasih kepada Tuhan yang selalu mengajarkan bagaimana cara bahagia dan bersyukur meski seringkali diri selalu mengeluh.

Meskipun aktivitas kami layaknya seperti hari-hari biasa, kami tidak pernah merasa akan selalu aman. Selalu update berita terbaru apalagi sekarang para mahasiswa sedang dirumah sebagai penyaring berita. Pengajian mingguanpun sudah tidak dilakukan setelah kebijakan pemerintah tiba. Aktivitas keluar desa apalagi kotapun sudah dibatasi, terlebih beberapa transportasi umum sudah tidak beroperasi. Ditambah dibangun beberapa posko cek kesehatan dibeberapa titik bagi pendatang terutama dari luar kota.

Meskipun demikian, dimana pun kalian berada jangan pernah lekas bersyukur masih diberi kemanan dan kesehatan. Eratkan diri dengan keluarga. Selalu berkabar dengan kawan, jangan melarutkan diri dalam kesendirian. Ingat, yang terpenting dalam kesehatan itu adalah kesehatan pikiran. Ketika pikiran kita sehat, jiwa dan tubuhpun ikut sehat. 

Sejenak mari kita berdoa untuk kesembuhan kawan, saudara-saudara kita dan bagi para pejuang yang melawan pandemi ini semoga terus diberi kesehatan dan perlindungan, alfatihah....

Untuk semua kawan bersahaja dimana pun kalian berada, selalu ambil hikmah dari segala kejadian dan jangan lupa untuk stay safe and love yourself!

Save our World ;)

Comments

Popular posts from this blog

Ar U Have いきがい?

Konnichiwa! Apakabar semuanya? Lama banget deh kayanya gak publish.  I wish we allways fun  ok? Karena sekarang w udah memasuki umur 20 tahun, mari kita bicara ke hal yang agak penting. Seseorang pernah bilang “ nih kalau udah masuk ke usia 20 tahun tuh rasanya bingung gajelas gitu, pokonya gabisa dijelasin deh harus ngalamin sendiri”. Ya w yang pada saat itu  still  19 th,  it’s so very excessive for me.  Karena 19 ke 20 itu  just different one year, how one people change his mind just a moment ? Tetapi nyatanya ya, itu semua terjadi.  U will see yourself get up in the morning without enthusiasm, u will think your future more often than before.  Dan intinya  what his tell to me become true,  dari sana  i give time to self to think. What happen to me? After it, i know   ini adalah keresahan fase umur 20 tahun. Keresahan apakah kita nanti akan hidup seperti apa yang kita ingingkan? Apakah nanti kita akan hidup bahag...

Before 20 Years Old

Halo apa kabar? Akhir-akhir ini sedang merasakan fase-fase dimana very lazy . Entah kenapa. Tapi sudahlah, kesempatan ini akan membahas “ before 20 years old ”. Mengapa sangat tertarik dengan bahasan ini? Karena sering sekali melihat quotes atau kata-kata bijak tentang umur 20 tahun. Katanya umur 20 tahun adalah dimana fase kita akan menemukan apa arti kehidupan sebenarnya, katanya umur 20 tahun kita akan benar-benar merasakan berbagai fase tidak pernah dirasakan sebelumnya.  Umur 20 tahun kita harus mulai bisa hidup dewasa, melihat ke depan, mulai meninggalkan main-main, mulai membenahi diri. Intinya umur 20 tahun kita akan menuju dewasa seutuhnya. How according me about 20 years old ? Ya 20 tahun bukannya ketika ditanya “ how old ar u? ” Kita tidak akan mengawali lagi dengan angka “1” lagi bukan? This is real fact. Umur 20 tahun kita sudah menjadi kepala dua, pokok dari kepala dua adalah kita harus berpikir lebih dewasa dan mengedepankan logika, mulai kritis dengan kehidupan,...

Setelah Putus

                                     Hari ini sesi cerita kehidupan setelah putus. Bayangkan kamu sudah bersama sesorang, saling mempercayai, saling menyayangi tapi akhirnya harus benar-benar berpisah karena salah satunya merasa tersakiti dan merasa terkhianati. Orang yang selalu ada dalam doa malah tidak menghargai perasaan, rasa sayang berubah menjadi kekecewaan. Pada awalnya tiap shalat selalu ada doa terpanjat semoga dia selalu sehat, berada dalam lindungan-NYA, tercapai segala apa yang dia inginkan tiba-tiba memberikan pernyataan bahwa “kau begitu sih!”. Oke tidak apa, tidak ada doa yang sia-sia. Bisa berbalik menjadi hal yang baik pada kita. Dulupun ketika berdoa selalu merasa tulus. Memaafkan memang mudah untuk setiap manusia tapi rasa kecewa akan begitu sulitnya dihapus, malah mungkin akan membekas entah kapan dan membuat menjadi enggan membuka hati lagi. Itu yang sedang dir...